Wednesday, September 3, 2008

Wednesday, September 05, 2007
Road To Japan
Sering mendapat pertanyaan dari saudara dan teman tentang sekolah dan bekerja di Jepang tergerak membuat tulisan ini. Dirangkum dari diskusi di milis dan berbagai sumber. Seandainya ada info tambahan atau teman MPers juga mau berbagi silahkan saja. Mungkin akan berguna buat teman-teman yang membutuhkan.
Mahal dan terbatasnya pendidikan dan sempitnya lapangan pekerjaan di tanah air, luar negeri bisa menjadi alternatif. Jepang sebagai negara yang terkenal maju teknologi, industri dan pendidikannya menjadi salah satu tujuan favorit.. Tapi untuk bisa menembus lapangan pekerjaan atau studi di Jepang bukanlah hal yang mudah. Karena persaingan yang ketat dan persyaratan yang lumayan rumit dibanding negara lain.
Tinggal di Jepang paling enak berstatus sebagai student. Tentunya yang mendapat beasiswa. Karena semua urusan administrasi kedatangan dan biaya hidup ditanggung pemberi beasiswa. Jumlah beasiswa yang diterima biasanya sudah standar untuk hidup sederhana di Jepang. Kalau mau ada tabungan mungkin bisa dengan baito(kerja part time). Dibawah ini link-link road to Japan melalui jalur pendidikan dengan beasiswa :
http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_slta.html
http://panasonic.co.jp/scholarship/s2/index_e.html
http://www.hitachi.com/Int-e/skk/hsk12000.html
http://www.geocities.com/Tokyo/2578/scholarships.html
http://www.asiaseed.org/ayfj/
Ada juga program pertukaran pelajar SMA selama 1 tahun, teacher training 1,5 tahun. Informasinya bisa diperolah di kedutaan Jepang di Indonesia.

Adapun untuk bekerja, untuk skilled labor/tenaga profesional/kantoran agak susah jika tidak punya keahlian bahasa jepang yg level atas. Karena komunikasi tertulis dan bicara banyak dilakukan dalam bahasa Jepang. Kecuali bekerja di perusahaan multinational yg malah mensyaratkan bahasa inggris atau jarang berhubungan dgn klien Jepang. Makanya peluang skilled labor ini banyak diisi oleh WNI yg pernah belajar S1-S3 di Jepang krn mereka selain bahasa Jepangnya sdh baik juga very skilled (engineer/ researcher).
Jalur bekerja ke Jepang yang unskilled labor kebanyakan yg diminta pekerja pria dg usia produktif (25 thn-35 thn) tapi syarat ini relatif sih ..tiap penyalur beda2. Hanya berhubung skrg banyak kasus yg menimpa TKI di sini, utamanya kabur lalu jd overstay, akhirnya banyak penyalur yang di tutup atau dihentikan kerjasamanya oleh perush Jepang. Pekerja asing (kenshusei) biasanya bekerja ditempat yang :
1. Kiken (berbahaya) Kenapa walaupun berbahaya tetap banyak sekali peminatnya? biasanya pekerja-pekerja itu berasal dari negara-negara miskin atau berkembang. Diantaranya : Indonesia, China, Thailand, Filipina, Brazil, Peru dll. Karena lapangan pekerjaan dinegara asal sangat sedikit bahkan nyaris tidak ada. Dan orang jepang sendiri tidak mau bekerja ditempat Kiken.
2. Kitanai (kotor) Seandainya orang Jepang mau mereka minta bayaran 3 kali lipat dengan orang asing
3. Kitsui ( Capek/kerja kasar) Orang Jepang sekarang terutama anak mudanya rata-rata tidak mau bekerja kasar. Karena lapangan pekerjaan yang lain masih tersedia.

Pengalaman teman yang pernah bekerja sebagai kenshusei :
Kami merasakan betul bedanya antara sekolah dan bekerja di Jepang. Kasarnya kalau mau dibilang kerja di Jepang itu seperti budak atasan. Tidak ada perbedaan laki2 dan perempuan dalam hal kerja fisik, jam kerja yg selalu lebih lama dari yg ditentukan dgn waktu istirahat selalu lebih pendek dari yg ditentukan dan yg lebih menyesakkan kami dibayar jauuuuhh dibawah gaji orang Jepang. Awal datang sama sekali tidak pernah terbayang beratnya bekerja disini, namun tidak boleh tidak harus dilakukan. Akhirnya kami terbiasa juga dgn pola kerja di Jepang. Alhamdulillah kami bisa ambil hikmah banyak dari itu semua. Kami berdua jadi lebih disiplin, menghargai waktu dan tidak cengeng.
Untuk menembus Jepang dari jalur ini bisa melalui : Program tenaga kerja Indonesia-Jepang (CEVEST). http://www.cevest.or.id/
IMM yg testnya lewat depnaker daerah ( pernah baca di koran ada test IMM di depnaker sultra dan jateng ). Biasanya yg dicari pria bukan wanita. Karena memang pekerjaan yg dilakukan akan berat sekali seperti bekerja di pabrik besi, mengelas, mengecor dll. Sayangnya sejak tahun lalu kalau tidak salah...sudah dihentikan oleh pemerintah kita, karena banyaknya aduan dari perush2 Jepang, kalau pekerja dari IMM banyak yg kabur dan overstay. Aalasan TKI kabur macam2. Diantaranya tidak puas dg gaji yg kecil dan tidak sesuai seperti yg dijanjikan penyalur, potongan gaji yg cukup besar oleh penyalur/broker, kehidupan sehari2 yg minim, perilaku perush yg kurang baik, tergiur gaji teman yg overstay, dll.
Lewat jalur "magang" alias trainee "beneran" krn perusahaan Jepang tsb punya cabang di indonesia. Seperti dari national-panasonic, toyota, dll. Bisa juga lewat agen2 TKI utk pekerjaan di restoran tapi kalo perempuan sangat riskan jika bekerja di jepang lewat jalur agen ini. Seringnya mereka masuk dgn visa budaya/seni tapi nanti bekerjanya malah di karaoke dan bar. Ada juga yg malah terjebak jaringan prostitusi / trafficking ( kasusnya pernah masuk mainichi ). Bagi yg pria pun perjuangannya juga berat krn harus mengeluarkan dana yg sangat besar hingga puluhan juta. Banyak yg terjerat rentenir walaupun akhirnya sedkit demi sedkit bisa menyicil dgn berat bahkan banyak yg akhirnya bunganya lebih besar dari pokok pinjaman sehingga sampai frustasi krn sepertinya tdk pernah lunas.
Dengan visa pelajar misalnya lulus SMA-S1, trus mencari visa utk sekolah/belajar bahasa jepang tetapi selain belajar juga sambilan bekerja di pabrik. Atau memakai visa nihonggo gakko(kursus bahasa) kemudian setelah selesai, cari perusahaan yg mau terima kerja dan proses pindah visa ke visa kerja untuk 1 tahun dan bisa perpanjang setahun-setahun.
Lewat penyalur bekerja selama masa kontrak, pulang terlebih dahulu ke Ina beberapa saat. kemudian sekolah Nihongo gakkou 1thn dan dilanjutkan sekolah senmon gakkou 2thn. Yang ini sangat sulit tapi ada yang bisa. karena proses pindah dari status kenshushei (pekerja) ke gakusei (pelajar) sebetulnya tidak bisa. Alasan pihak imigrasi Jepang adalah para kenshusei itu terikat kontrak kerja antara pemerintah Jepang dan Indonesia. Di mana pada isi kontrak itu, mereka harus pulang sesudah mendapat training (2-3 tahun). Dan tidak ada ijin yang memperbolehkan mereka pindah visa langsung or tidak langsung. Sekarang ini para kenshusei mengeluh karena sulit sekali kembali ke Jepang. Bahkan jalan kembali ke Jepang sepertinya tertutup, hanya karena sebelumnya visa yang mereka pegang adalah 'kenshusei'. Walaupun tujuan berikutnya untuk belajar...sedih yaaa. Untuk kembali ke Jepang terpaksa deh umpet umpetan identitas. Bikin baru alias memalsukan identitas diri.
Saat ini di daerah tertentu seperti Futagawa-Toyohashi, Shimizu, Nagano, Fuji dan Kanazawa ada juga pekerja perempuan, hanya mereka disalurkan lewat SMEA dimana mereka sekolah. penyalurnya ini bernama JIC. Jadi mereka disalurkan lewat sekolah dan di kontrak selama 3 tahun.
Untuk pekerja perempuan lebih baik disarankan utk tidak melewati penyalur2 swasta. karena sangat banyak kasus jual beli wanita di sini dg kedok penyaluran TKW. Jangan tergiur dg pertukaran budaya, kerja menari, karena alasan ini sudah sangat bisa dipahami maksudnya, sebagian besar terjebak masuk ke dunia gelap di Jepang dan sulit utk melepaskan diri.
Disadur dari blognya sahabatku-Mbak Yati di Sendai (makasih ya mbak)

No comments: